![]() |
Danau Toba |
Danau Toba terbentuk dari letusan sebuah gunung berapi. Puncak gunung tersebut runtuh dan terjadilah Danau Toba. Sebagian reruntuhan itu menjadi Pulau Samosir. Peristiwa alam membuat kawasan itu menjadi indah. Danau seluas 6,60 kilometer persegi itu dikelilingi dinding-dinding bukit yang menjulang tinggi hingga 480 meter di atas permukaan laut.
Bukit di sebelah tenggara dan timur disebut Bukit Habinsaran dan Simanukmanuk. Dinding itu memisahkan Uluan dan pantai timur Sumatera. Uluan merupakan daerah perbukitan tinggi yang di bawahnya terdapat Toba Holbung atau Lembah Toba.
Di kawasan ini terdapat lahan pertanian yang subur dan berpenduduk padat. Kawasan ini terletak di antara Porsea dan Balige. Panorana alam Lumban Silintong, misalnya. Lokasi wisata yang berada di Kabupaten Toba Samosir, Balige, ini ternyata menyimpan potensi yang bisa dijual. Mengapa begitu optimis untuk menjualnya? Sejauh ini Kabupaten berpenduduk 169.577 jiwa ini masih dikenal miskin. Bayangkan pertumbuhan ekonominya belum mampu mencapai 1 trilliun.
Sementara 80 persen penduduk kehidupan mereka bersumber dari sektor pertanian. Maka, sifat optimis pemerintah setempat sangat perlu dalam pengembangan sektor ini. Benarkan Bali hanya dikenal lewat panorama alam Pantai Kute? Keberhasilan mereka pastinya juga didukung oleh banyak aspek yang tak kalah penting, budaya, keramahtamahan, dan segala aspek yang memungkinkan untuk mengundang minat pelancong untuk datang keduakalinya.
***
Pada dekade sebelumnya semarak dunia pariwisata Bona Pasogit (wilayah Tapanuli Utara dan sekitarnya–red) masih akrab disuguhi dengan sajian-sajian budaya khas daerah setempat. Dan tentu saja, ini merupakan daya tarik tersendiri melihat pada hakikatnya nilai keindahan dan kenikmatan sebuah sajian wisata sebenarnya bukan terletak hanya pada bentangan keindahan alamnya saja. Budaya yang berbau khas sebenarnya juga merupakan aset bernilai tinggi.
Ini sudah menjadi sesuatu yang langka ditemui dalam gejolak perpariwisataan Bona Pasogit. “Sebenarnya kendalanya bukan pada kemampuan dan ketidaktersediaan sarana untuk memenuhi sajian budaya itu.
Bumi Tobasa sebenarnya masih menyimpan ‘sejuta’ kekayaan budaya yang layak dijual untuk pengembangan pariwisata. Hanya saja maukah kita? Sebaliknya inilah yang terjadi, tidak adanya political will dari pemerintah setempat maupun dukungan masyarakat.”
Seperti yang diungkapkan Kabid Litbang dan Evaluasi Pelaporan Bappeda Kabupaten Tobasa Sunggul Tanpubolon memberi komentar seputar permasalahan ini. Kekhasan budaya yang dimiliki masyarakat Bona Pasogit saat ini sebenarnya mengalami keterpurukan. Misalnya, sejauh ini tarian “tor-tor” hanya dilaksanakan pada acara-acara adat saja.
Pada masa silam, masyarakat Bona Pasogit juga masih sering dimanjakan dengan hiburan “opera Batak” yang menampilkan cerita-cerita Suku Batak dan menyimpan pesan moral khususnya bagi kaum muda. Sekarang sajian hiburan seperti ini sudah langka. Akibatnya, orang-orang setempat pun akhirnya lebih memilih hiburan lain.
Seperti yang dikatakan Sunggul, Tobasa sebenarnya bukan tidak memiliki orang-orang yang mahir dalam pertunjukan opera Batak, hanya saja masalahnya terletak pada ketidak adanya kemauan, terutama antusiasme pemerintah. “Bah, sampai kapan kita menunggu?