Becak-becak Medan Metropolis

Menyebut kata becak Medan, saya langsung teringat lukisan realisme karya pelukis Medan, Pandji Sutrisno, berjudul “Kalah Cepat”. Di lukisan itu digambarkan becak dayung yang kalah cepat dengan becak mesin, sepeda motor atau mobil yang mengisi sebuah kota bernama Medan.

Perkembangan Medan beberapa tahun belakangan ini memang sangat pesat. Orang-orang yang menghuninya pun terus berpacu. Siapa yang cepat akan dapat duluan. Sebaliknya, siapa yang telat bisa jadi hanya dapat sedikit atau tak dapat apa-apa. Akankah itu terjadi pada becak? Semoga saja tidak.

Becak adalah salah satu identitas Medan. Sumber nafkah sebagian penduduknya. Alat transportasi siapa saja yang hidup di kota ini. Kalau pun nanti kota ini telah mencapai impiannya sebagai kota metropolis, kita berharap eksistensi becak haruslah tetap dipertahankan. Tentu kita tidak akan mau bila kelak Medan disebut sebagai kota yang melupakan sejarah dan identitasnya.

Ya, mari kita mulai dari hal mudah. Coba lupakan (sehari saja dalam seminggu) mobil atau sepeda motor kamu. Naiklah becak ke kantor, ke pasar, ke mall, ke sekolah atau mengunjungi pacar. Sederhana memang. Namun, setidaknya itu akan menjadi solusi untuk menjaga eksistensi becak. Atau, terlebih kepada pengayuhnya, agar mereka tetap eksis menyambung hidup di kota yang semakin metropolis ini. Maukah kamu mencobanya sekarang? (Tonggo Simangunsong | Foto: David Siahaan)

Kunjungi Alam Wisata Armaya dan nikmati sensasi berlibur dengan alam yang kami tawarkan. Alamat: Jl. Wisata Alam, Desa Sukarende, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang - Sumatra Utara. Office: Jl. KH Zainul Arifin No. 171 Medan 20112. Phone: 061-4567464 - 061 4567963. Fax. 061-4567963. Email: armayawisata@gmail.com. Lihat galeri wisata kami di sini.