Pemuda Ini Bersepeda dari Bangkok ke Singapura

Seorang ekspatriat dari Inggris bernama Moody menjelaskan alasannya melakukan perjalanan sepanjang 2.481 kilometer ke selatan sendirian. Dia juga menawarkan kiat bagi para pesepeda yang ingin mengikuti jejaknya.

Saya tidak pernah menyangka bisa mengatakan bahwa saya bersepeda dari Bangkok ke Singapura.

Semuanya berawal dari seorang teman yang menjual sepeda gunungnya karena ia akan pergi meninggalkan Bangkok. Sepeda itu masih dalam kondisi bagus. Ditambah lagi, saya memang punya keinginan sederhana untuk menjalani hidup yang lebih sehat.

Setelah itu, saya merasa plong — seperti ada ikatan yang lepas dari leher — dan saya mampu menjelajahi kota Bangkok, menikmati pemandangan sambil berolahraga, ketika saya sedang tidak mengajar.

Saya amat menikmati bersepeda sampai-sampai saya jadi ingin mengayuh pedal ke Chiang Mai yang berjarak 250 km dari Bangkok.

Tapi dua hari sebelum saya berangkat, banjir di Thailand bagian utara memaksa saya mengganti jalur dan memilih bersepeda ke selatan — dari Bangkok ke Koh Lanta (850 km).
Kemudian, pemerintah mengumumkan sekolah di Bangkok akan libur selama dua pekan karena banjir.

Memanfaatkan liburan tambahan itu, saya pun memutuskan bersepeda sampai Singapura, via Kuala Lumpur. Perjalanan itu saya pergunakan pula untuk mengumpulkan dana bagi badan amal “For Life Thailand”, sebuah panti asuhan anak-anak cacat dan kekurangan.

Pastikan satu hal. Saat masih kecil saya menikmati bersepeda, tapi tidak pernah sesehat itu dan bersepeda kurang dari 500 kilometer dalam lima tahun sebelum perjalanan ke selatan.

Tapi saya mulai berlatih enam pekan sebelum memulai. Setiap hari Minggu menjadi hari bersepeda.

Perjalanan sepanjang 50-80 kilometer menghabiskan waktu sehari penuh, memungkinkan saya melihat daerah pinggiran kota dan sisi indah lain Bangkok. Saya juga bersepeda dengan jarak pendek mengelilingi kota setiap harinya.

Pada akhirnya, saya menjelajahi 2.481 kilometer dalam 17 hari bersepeda (total perjalanan saya menghabiskan waktu 30 hari), dengan rata-rata 145 kilometer per hari.
Perjalanan itu membawa saya ke Thailand, Malaysia dan Singapura. Pemandangan menakjubkan yang sulit dilewatkan.

Berada di jalur kereta, pasar ini akan bubar sementara saat ada kereta yang mau lewat, dan para penjual kembali ke tempat yang sama setelahnya.

Sebuah pondokan dengan dinding dari kaleng bir. "Ini sangat menarik karena percobaan seperti ini sudah dilakukan di universitas tapi tidak ada yang sebagus ini."
Seperti yang dibayangkan, saya bersepeda melalui beberapa daerah pedesaan. Khususnya di antara Surat Thani dan kota Krabi.

Ada beberapa bagian jalan yang tidak terdapat satu warung pun sepanjang beberapa kilometer. Hanya saya dan sepeda. Tidak ada perhentian, yang cukup menakutkan tapi menginspirasi.

Di Jembatan Penang yang menghubungkan Butterworth ke Georgetown, saya melewati 8,3 kilometer air di bawah jembatan ketika berjalan di atasnya saat matahari terbit. Jika harus memilih, momen inilah yang saya sukai.

Kuil Gua Perak yang indah memilliki banyak lukisan dan patung, termasuk patung Buddha setinggi 12 kilometer.

Melaka adalah sebuah kota indah yang terletak di pesisir selatan. Kota itu banyak dipengaruhi gaya Eropa yang menghasilkan arsitektur indah dengan pusat kota diisi berbagai makanan. (Yahoo)