Menyusuri Tempat Nongkrong di Medan (Habis)

Salah satu tempat nongkrong paling berkesan untuk warung kopi sekelas hotel berbintang lima di Medan barangkali adalah D’Heritage Café, tepatnya di gedung tua yang dulunya merupakan gedung Balai Kota Medan, yang kini menyatu dengan Grand Aston International Hotel Medan.

“Kalau ingin menikmati sensasi ngopi atau ngeteh dengan suasana klasik di D’Heritage-lah tempatnya,” ujar Hendrik Supardi, Public Relation Manager Grand Aston International Hotel Medan. Di D’Heritage Café, kesan klasik yang menandakan bahwa Medan dulunya dikenal sebagai Paris Van Sumatra masih tetap terasa, misalnya dengan masih melekatnya ornamen-ornamen pada desain interior bergaya ‘artnuovo’, yang dibawa oleh Belanda ke Tanah Deli sekitar tahun 1800-an.

“Biasanya yang datang ke D’Heritage Café adalah mereka yang ingin mengetahui sejarah Kota Medan. Tapi tak sedikit juga yang datang ingin ngopi atau ngeteh, bisa saja ngobrolin bisnis atau apa saja di tengah suasana yang klasik,” kata Hendrik.

Selain menawarkan konsep klasik seperti D’Heritage, malah ada juga kafe di Medan yang menawarkan suasana yang tak hanya sekadar untuk ngopi atau ngeteh tapi juga dengan wine atau sajian menu yang bervariasi. Suasana dan menu yang ditawarkan pun tak lepas dari kesan dan prestise yang elegan.

The View atau The Edge di Grand Swiss Belhotel Medan adalah contohnya. Di The View yang berada di lantai 26 ini pengunjung bisa sekalian menikmati live band (Jazz atau Mandarin) sambil menikmati pemadangan kota Medan. Malah, beberapa kali di di kafe ini ditampilkan juga band jazz papan atas seperti The Groove, Maliq&D’Essentials.

Di The Edge juga tak kalah menarik. Selain wine, mereka yang ingin nongkrong di kafe yang berada di lanta1 27 Grand Swiss Belhotel ini juga diberikan kesempatan untuk menyajikan menu makanan dengan memasak sendiri. Disediakan blackbox atau bahan makanan yang siap untuk dimasak dan disajikan sendiri.

“Setidaknya ada 1500 jenis wine yang disajikan di The Edge, selain menu-menu makanan lokal, nusantara, Western dan Oriental,” kata Guntoro Purnomo, Director of Food & Baverage Grand Swiss Belhotel Medan.

***

Begitu banyak konsep yang ditawarkan untuk sebuah aktivitas bernama ngeteh atau ngopi. Paling tidak itu menandakan bahwa makna secangkir teh memang tak sebatas bagaimana menikmati cita rasanya. Teh atau kopi menyimpan banyak makna, mulai dari gaya hidup sampai ke urusan bisnis.

Dari sisi gaya hidup, ngopi atau ngeteh, nongkrong atau apa pun istilah lainnya, telah menjadi sub-culture yang sedang trend di Medan. Bila René Descartes mengatakan,”Saya berpikir maka saya ada (I think therefore I’am)”, maka kita bisa mengatakan, ”Saya nongkrong maka saya ada,” tentang gaya hidup anak muda di perkotaan seperti Medan saat ini. [Tonggo Simangunsong]