Menjelajahi Negeri Melaka, Malaysia (Bag. 1)

Mengawali tahun 2012, Tourism Malaysia bekerjasama dengan Yayasan Melaka dan Melaka Air, kembali mengundang sejumlah media dan travel agent untuk sebuah travel fam trip ke Melaka. Sebanyak 45 orang yang ikut dalam rombongan perjalanan kali ini dengan agenda kunjungan selama tiga hari; mulai 13 – 16 Januari. Tiga perempat di antaranya adalah jurnalis dan sisanya adalah beberapa ‘tour manager’ dan owner travel agent di Medan.

Trip ke Melaka kali ini cukup padat agendanya. Seperti dijelaskan Ade Nova Fauzia Zein, Public Relation Tourism Malaysia Medan, fam trip kali ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan Tourism Malaysia, yang berkantor di Medan, selama lima tahun belakangan ini.

Pemerintah Melaka memang sedang gencar-gencarnya mempromosikan program pariwisatanya dalam beberapa tahun belakangan. Ini terbukti dari makin seringnya digelar event-event promosi pariwisata di Medan di samping pembenahan objek-objek wisata di kota yang merupakan bekas jajahan Portugis dan Belanda ini.

Nova menjelaskan, berdasarkan data yang dirilis kementrian pariwisata Malaysia, kenaikan jumlah wisatawan ke Melaka selama setahun terakhir naik drastis. “Sepanjang tahun 2011 ada 11 jutaan wisatawan yang berkunjung ke Melaka.” Jumlah kunjungan itu pasti belum cukup bila melihat promosi dan pembenahan sektor pariwisata yang dilakukan pemerintah Melaka saat ini.

Penerbangan dari Medan menuju Melaka menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam. Kami berangkat dari Bandara Polonia Medan pukul 10.30 dan tiba pukul 12.30 (waktu Melaka lebih cepat 1 jam dari Medan) di Lapangan Terbang Antar Bangsa Melaka. Asal tahu saja, rute penerbangan Medan – Melaka masih hanya tersedia dua kali dalam seminggu, yakni Senin dan Jumat, dengan pesawat Melaka Air atau Fire Fly.

Tanpa mau menghabiskan waktu, kami pun langsung diajak mengisi perut yang mulai lapar ke Restoran Tom Yam Klasik. Menunya lumayan nikmat. Ada ikan Kerapu goreng yang diberi nama ‘Ikan Tiga Rasa’—pedas, asam, manis. Dan tentunya menu khas Thailand, Tom Yam.

Ada juga beberapa menu yang tak kalah enak, seperti cumi-cumi goreng, daging sapi asam manis dan lalapan. Setelah perut kenyang, kami lalu menyinggahi A’Famosa City di mana terdapat gereja peninggalan Belanda berusia 250 tahun, Christ Church Melaka. Masih di sekitar A’Famosa juga terdapat objek wisata sejarah, seperti Bukit St. Paul, A’Famosa Museum dan Heritage Samudra.

Tak terasa waktu sudah sore… Kami pun menikmati makan malam di Restoran Seroni yang menyajikan menu yang menurut lidah saya, lumayan nikmat—entahlah mungkin karena perut memang sudah lapar. Menu apa saja di restoran bernuansa oriental ini. Tak jauh beda dari menu di Medan, misalnya, Udang Saus Pedas dan Ikan Patin.

Nah, salah satu trip yang paling saya senangi di hari pertama ini, yakni menjelajahi Melaka melalui perahu—River Cruise at Bandar Hilir. Rombongan dibagi atas dua perahu. Beruntung rombongan kami memiliki guide senior Bernard Goonting, yang menguasai benar sejarah Melaka. Dengan detail ia menceritakan hikayat tiap-tiap bangunan tua di tepi sungai.

Jujur, kali ini saya harus mengakui keseriusan pemerintah Melaka menata bangunan-bangunan tuanya. Sungai yang dulunya kumuh kini berubah menjadi objek wisata yang tertata rapi dan bersih. Bangunan-bangunan tua milik pemerintah dan warga tepi sungai dibenahi dengan artistik tanpa menghilangkan sisi historisnya.

Melaka River Cruise
Saya sedikit merasa miris bila membandingkannya dengan Sungai Deli di Medan. Saya belum melihat adanya keseriusan pemerintah Kota Medan untuk menatanya dengan baik. Ya, mudah-mudahan saja ada inisiatif para pemegang keputusan di kota ini untuk mulai berpikir visioner seperti pemerintah Melaka.

Setelah puas menjelajahi Melaka dengan perahu, kami akhiri perjalanan di hari pertama ini dengan belanja di Jongker Walk atau dikenal dengan China Town-nya Melaka. Kami kembali ke ‘bilik penginapan’ kami di Avilion Hotel The Legacy Hotel Melaka. Perjalanan ke Melaka hari kedua masih menunggu esok. (Tonggo Simangunsong)

Kunjungi Alam Wisata Armaya dan nikmati sensasi berlibur dengan alam yang kami tawarkan. Alamat: Jl. Wisata Alam, Desa Sukarende, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang - Sumatra Utara. Office: Jl. KH Zainul Arifin No. 171 Medan 20112. Phone: 061-4567464 - 061 4567963. Fax. 061-4567963. Email: armayawisata@gmail.com. Lihat galeri wisata kami di sini.