Menjelajahi Negeri Melaka, Malaysia (Bag. 3, Habis)

Souvenir Khas Melaka
Tak terasa kami sudah memasuki hari ketiga di Melaka. Banyak sudah yang kami kunjungi, lihat, rasakan dan nikmati. Tapi itu belum cukup. Masih ada beberapa destinasi wisata yang masih sayang rasanya bila tidak disinggahi. Misalnya, Museum Kapal Selam di wilayah Klebang.

Masih berhubungan dengan nautika, kami lalu diajak berkeliling dengan sebuah kendaraan amphibi. Kendaraan ini dikemas dalam sebuah paket wisata bernama “Duck Tour”. Perjalanan dimulai dari Menara Taming berdekatan dengan Dataran Pahlawan, mengelilingi kota (city tour) kemudian memasuki area lepas pantai, mengitari tepi kota Melaka dari laut.

Tak lengkap pula rasanya bila berwisata ke Melaka tanpa shopping. Di Melaka sendiri terdapat mall yang diperuntukkan bagi warga lokal dan wisatawan. Mall tersebut terdiri dari beberapa kelas, standard dan premium di mana Anda berbelanja produk-produk fashion merk papan atas.

Hari terakhir di Melaka sekali lagi menunjukkan betapa gencar dan seriusnya saat ini pemerintah Melaka untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonominya.

Seperti dijelaskan General Manager Tourism Promotion Division Melaka Chief Minister’s Department, Abd. Kadir Bin MD Idris, anggaran yang dialokasikan pemerintah Melaka untuk sektor pariwisata mencapai 105 juta RM atau setara dengan Rp 304 miliar per tahun. Saat ini pemerintah Melaka juga sedang melancarkan empat program utama, yakni Pembangunan Taman Burung, Perkampungan Hang Tuah, Monorail di sepanjang Bandar Hilir River Cruise dan pengembangan Ecotourism.

Museum Kapal Selam di Klebang
Terbukti memang, pariwisata telah menjadi sumber pendapatan paling tinggi Melaka, setelah perdagangan, yakni sebesar 5 triliun pada tahun 2010. Industri pariwisata pun telah menjadi promadona yang paling menjanjikan. Ini bisa dibuktikan, misalnya, dengan jumlah hotel yang terus naik drastis jumlahnya.

“10 tahun yang lalu, hanya 40 hotel yang berdiri di Melaka. Sekarang sudah ada 300 hotel dengan jumlah kamar 11.525,” jelas Idris pada konfrensi pers yang turut dihadiri Direktur Dunia Melayu Dunia Islam, Abu Bakar Bin Abdul dan Chairman of Malacca State Committee for Tourism Cultural and Heritage Committee, Y.B Datuk Wira Latiff Bin Datuk Tamby Chik.

Perjalanan ke Melaka kali ini, harus diakui, telah memberikan banyak pelajaran. Yang pertama, pariwisata adalah sebuah potensi ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Kedua, Melaka begitu kreatif mengemas sumber-sumber daya yang mereka miliki, misalnya, bangunan tua yang terus ditata, budaya yang digali menjadi sumber ekonomi.

Ketiga, kemauan pemerintahnya yang begitu tinggi untuk menjadikan Melaka sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Asia. Melaka memang sedang menunggu waktu kejayaannya kini. Dan, kita orang Medan, siap-siaplah menjadi ‘tamu-tamu kaya’ ke sana meskipun sebenarnya kita memiliki potensi yang jauh lebih baik dari Melaka.(Tonggo Simangunsong)

Kunjungi Alam Wisata Armaya dan nikmati sensasi berlibur dengan alam yang kami tawarkan. Alamat: Jl. Wisata Alam, Desa Sukarende, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang - Sumatra Utara. Office: Jl. KH Zainul Arifin No. 171 Medan 20112. Phone: 061-4567464 - 061 4567963. Fax. 061-4567963. Email: armayawisata@gmail.com. Lihat galeri wisata kami di sini.